| Homepage




DOMAIN SUDAH DI DAFTARKAN,
JIKA BERMINAT HUBUNGI 085645879099

Minggu, 27 Februari 2011

[german+pamflet.jpg]
Judul Buku : MASA DEPAN ISLAM Antara Tantangan Kemajemukan dan Benturan dengan Barat
Penulis : Nurdan Damla, Osman Turhan
ISBN :-
Genre : Religion
Pengarang :John L. Esposito
Penerbit : Mizan Pustaka
Harga : Rp 65000.00
Ukuran : -
Tebal : -
Jenis Cover : Soft Cover
Terbit : Januari – 2011
Peresensi : Eko Suhartono

Dalam judul buku ini " MASA DEPAN ISLAM Antara Tantangan Kemajemukan dan Benturan dengan Barat " seharusnya diresapi oleh para pemuda Islam dan mereka yang bersemangat untuk membantu tegaknya Islam. Ini adalah kutipan yang insya Allah sangat berfaedah dari buku karangan John L. Esposito. Tulisan beliau sangat inspiratif dan sangat memotivasi mereka yang peduli dengan Islam dalam menghadapi dua tantangan kemajemukan dan benturan dengan Barat.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman (yang artinya):

"Dia lah yang telah mengutus Rasul Nya (dengan membawa) petunjuk (al Qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkan Nya atas segala agama, walaupun orang orang musyrik tidak menyukainya." (QS. At Taubah: 33).

Kita patut merasa gembira dengan janji yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala melalui firman Nya itu, bahwa Islam dengan kearifan dan kebijaksanaannya mampu mengalahkan agama agama lain. Namun tidak sedikit yang mengira bahwa janji tersebut telah terwujud pada masa Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam, masa Khulafaur Rasyidin, dan pada masa masa khalifah sesudahnya yang bijaksana. Padahal kenyataannya tidak demikian. Yang sudah terealisasi saat itu hanyalah sebagian kecil dari janji di atas, sebagaimana diisyaratkan oleh Rasul Shallallahu'alaihi wa sallam, melalu sabdanya (yang artinya):

"Malam dan siang tidak akan sirna sehingga al Lata dan al 'Uzza telah disembah. Lalu Aisyah bertanya: "Wahai Rasul, sungguh aku mengira bahwa tatkala Allah menurunkan firman Nya: 'Dia lah yang telah mengutus Rasul Nya (dengan membawa) petunjuk (al Qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkan Nya atas segala agama walaupun orang orang musyrik tidak menyukai', hal itu telah sempurna (realisasinya)." Beliau menjawab: "Hal itu akan terealisasi

pada saat yang ditentukan oleh Allah."

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Imam yang lain. Saya (Syaikh Albani) telah mentakhrijnya di dalam kitab saya Tahdziru as Sajid min Ittikhadzi al Qubur Masajida. (Peringatan Bagi yang Sujud untuk Menjadikan Makam sebagai Masjid) (hal: 122).

Banyak hadits hadits lain yang menjelaskan masa kemenangan Islam dan tersebarnya di berbagai penjuru. Dari hadits hadits itu tidak dapat diragukan lagi bahwa kemenangan Islam di masa depan semata mata atas izin pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, dengan catatan harus tetap kita perjuangkan, itu yang penting.

Tidak diragukan lagi bahwa tersebarnya agama Islam kembali kepada umat Islam sendiri. Oleh karena itu mereka harus memiliki kekuatan moral, material dan persenjataan hingga mampu melawan dan mengalahkan kekuatan orang orang kafir dan orang orang durhaka. Inilah yang dijanjikan oleh Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam:

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Qubai. Ia menuturkan: "(Pada suatu ketika) kami bersama Abdullah ibn Amr ibn Al Ash. Dia ditanya tentang mana yang akan terkalahkan lebih dahulu, antara dua negeri, Konstantinopel atau Romawi.

Kemudian ia meminta petinya yang agak lusuh. Lalu ia mengeluarkan sebuah kitab." Abu Qubail melanjutkan kisahnya: Lalu Abdullah menceritakan: "Suatu ketika, kami sedang menulis di sisi Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam.

Tiba tiba beliau ditanya: "Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Konstantinopel atau Romawi?" Beliau menjawab: "Kota Hiraclius lah yang akan terkalahkan lebih dulu." Maksudnya adalah Konstantinopel.

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad (II/176), ad Darimi (I/126), Ibnu Abi Syaibah dalam al Mushan (II/47, 153), Abu Amr ad Dani di dalam as Sunan al Waridah fi al Fitan (Hadits Hadits tentang Fitnah), al Hakim (III/422 dan IV/508) dan Abdul Ghani al Maqdisi dalam Kitabul 'Ilmi (II/30). Abdul Ghani bahwa hadits itu hasan sanadnya. Sedangkan Imam al Hakim menilainya sebagai hadits shahih. Penilaian al Hakim itu disetujui oleh Imam adz Dzahabi.

Kata Rumiyyah dalam hadits di atas maksudnya adalah Roma, ibu kota Italia sekarang ini, sebagaimana bisa kita lihat di dalam Mu'jam al Buldan (Ensiklopedi Negara).

Sebagaimana kita ketahui, bahwa kemenangan pertama ada di tangan Muhammad al Fatih Al Utsmani. Hal itu terjadi lebih dari delapan ratus tahun setelah Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam menyabdakan hadits di atas. Kemenangan kedua pun akan segera terwujud atas seizin Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebagaimana firman Nya (yang artinya):

"Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita al Qur'an setelah beberapa waktu lagi." (QS. Shaad: 88).

Hadits di atas, sebagaimana dijelaskan akan adanya kemenangan Islam yang kedua yang segera terwujud dengan izin Allah Jalla wa 'Ala. Dengan catatan harus diperjuangkan dan umat Islam harus kembali kepada agama Islam, mempelajari dan memegangi ajaran Islam. Tentu saja Islam yang dimaksud adalah Islam dengan cara beragamanya pada Shahabat yang mereka memegangi Islam secara murni tanpa penambahan dan pengurangan.

Sebagai agama yang berkembang paling cepat di dunia saat ini, Islam berhadapan dengan banyak pertanyaan dan isu penting yang akan sangat memengaruhi panorama politik global. Dalam buku mengurai tentang apakah Islam sejalan dengan demokrasi dan hak asasi manusia?. Sedangkan Islam mengajarkan politik dan para ulam salafus shalihpun telah membuat bahasan tersendiri. Kemudian seiring berjalannya waktu dan kondisi terus berubah. Khekhalifahanpun runtuh, dimulai kepemimpinan kamal at tatruk sistem kekhilafahan dirubah dengan sistim barat. Bahkan ketika itu semua simbol-simbol Islampun dikikis sampai kopyahpun diganti dengan topi ala jajahan Inggris dan semisalnya.



Dan banyak menuai pertanyaan dan sekaligus pembahasan lain terkait dari salah satu pertanyaan diatas sebagai berikut:

Apakah fundamentalisme agama akan menghambat perkembangan masyarakat modern di Dunia Islam?

Apakah Islam akan mengepung masyarakat Barat yang kini ditinggali oleh begitu banyak imigran Muslim?

Apakah Eropa akan menjadi Eurabia atau apakah kaum Muslim akan berasimilasi?

Pemikir Muslim mana yang akan sangat berpengaruh dalam tahun-tahun mendatang?

Untuk menjawab pertanyaan ini, Esposito memperkenalkan kepada pembaca sebuah generasi baru pemikir Muslim dengan latar yang beragam—Tariq Ramadan, Mustafa Ceric, Amina Wadud, Aa Gym, dan lain-lain. Kita akan menjumpai para pemimpin agama yang mengutuk bom bunuh diri, yang melihat pembantaian orang tak bersenjata, perempuan dan anak-anak sebagai “lebih buruk daripada pembunuhan,” dan yang mengajarkan toleransi dan pluralisme.

Melalui buku ini, Esposito berupaya menghapuskan stereotip negatif dan memberi uraian mencerahkan tentang Islam. Dia melukiskan gambaran kompleks tentang Islam dalam segala kemajemukannya—sebuah gambaran sangat penting untuk menghadapi abad penuh tantangan yang ada di depan.

“Dengan menulis buku ini, Prof. Esposito telah memberikan kontribusi besar untuk menumbuhkan apresiasi yang lebih berimbang dan informatif tentang Dunia Islam.” —Karen Armstrong

*Mahasiswa UIN Maliki Malang, aktif di Lembaga Kajian, Penelitian Dan Pengembangan Mahasiswa (LKP2M)

0 komentar:

Posting Komentar









































































































Space Ads close

Sponsor Ads