Selamatkan Anak-Anak | Homepage




DOMAIN SUDAH DI DAFTARKAN,
JIKA BERMINAT HUBUNGI 085645879099

Minggu, 27 Februari 2011

Selamatkan Anak-Anak

[german+pamflet.jpg]
Judul : Selamatkan Anak-Anak
Penulis : NP
Penyunting : --
Ilustrator : -
Harga : Rp 42000,-
Stok : Tersedia
Pengantar : --
Epilog : --
Kontributor : --
Cetakan : I, November 2009
Ukuran : 14 x 21
Halaman : i - 223 add to cart
ISBN : 978-979-1097-72-7
Penerbit : resistbook
Peresensi : Eko Suhartono *

Mengamati perkembangan zaman yang kian lama semakin mempengaruhi saudara-saudara kita yang masih dalam taraf anak-anak kadang membuat kita cemas akan keadaan hal itu. Banyak media yang menggunakan teknologi canggih yang sudah lazim kebersamaan dengan anak-anak kita seperti halnya menonton televisi, film, main game dan mendengarkan lagu. Dan pada suatu ketika Perserikatan PBB pun juga ikut prihatin dengan konvesi hak-hak anak terkait konflik perdagangan anak, pelacuran anak dan pornografi. Sehingga PBB menegaskan untuk melaksanakan sidang pada 25 mei 2010 silam terkait pengadopsian dan membuka kesempatan penandatanganan dan ratifikasi bagi negara anggota atas dua protokol opsional Konvensi Hak-hak Anak tersebut.

Dalam pengertian ratifikasi diartikan sebagai proses adopsi perjanjian internasional, atau konstitusi atau dokumen yang bersifat nasional lainnya (seperti amandemen terhadap konstitusi) melalui persetujuan dari tiap entitas kecil di dalam bagiannya. Proses ratifikasi konstitusi sering ditemukan pada negara federasi seperti Amerika Serikat atau konfederasi seperti Uni Eropa.

Pada pasal 2 Konvensi Wina 1969, ratifikasi didefinisikan sebagai tindakan internasional dimana suatu Negara menyatakan kesediaannya atau melahirkan persetujuan untuk diikat oleh suatu perjanjian internasional. Karena itu ratifikasi tidak berlaku surut, melainkan baru mengikat sejak penandatanganan ratifikasi.

Dalam buku yang disajikan atas pelbagai permsalahan dan solusi di ulas secara tuntas menghadapi problematika hidup pada anak-anak kita sekarang. Buku ini ditulis menjadi 9 bab yang terdiri dari 2 sub pokok pembahasan yaitu pada bagian pertama “Penemuan Konsep Mengenai Masa Kanak-kanak” dan bagian kedua “Menghilangnya Masa Kanak-kanak”.

Mengulas pada bagian pertama tentang bagaimana cara kita menemukan konsep mengenai masa kanak-kanak, dimana kita diberikan pertanyaan unik “bagaimana ketika konsep tentang anak-anak tidak ada?” maksudnya disini adalah kita dihadapkan permasalahan jika suatu konsep dalam mendidik anak kita sangat minim bahkan tidak ada sehingga kita disodorkan membuka wawasan melalui membaca buku tentang konsep mendidik anak dengan cara inovatif yang ditawarkan oleh penulis bahkan kita sendiri juga diberikan trik khusus dalam mengeksplorasi ide-ide dalam mendidik anak-anak kita.

Pada bab 2 dari lanjutan bagian pertama diatas adalah Mesin Cetak dan Usian Dewasa Baru yang isinya juga tak kalah unik dengan pembahasan karena mesin cetak ini merupakan kiasan dari bagaimana kita sebagai pendidik dapat mencetak generasi muda sejak dini dengan tidak menghilangkan konsep masa anak-anak yang sedari dulu sudah lazimnya yaitu bermain-main sesama teman sebayanya.

Dan pada 2 bab selanjutnya menjelaskan tentang periode awal (incabulla) si anak sampai menuju perjalanan ide-ide yang muncul yang kemudian diterapkan dan dilakukkan dalam aktivitas sehari-hari oleh anak.

Pada bagian kedua yaitu mehilangnya masa kanak-kanak. Bab-nya antara lain : Awal dari Sebuah Akhir yang mengulas perjalanan hidup dari masa anak sampai masa dewasa, Media yang Membongkar Segala-galanya termasuk media internet, game online dan jejaring sosial yang sedang marak serta sudah mendarah daging di pikiran anak-anak kita saat ini sehingga bagaimana cara menanggulanginya, Dewasa-Anak, Anak Yang Hilang, Enam Pertanyaan terkait dengan topik dibahas pada buku ini.

Buku dengan seri ideologi ini menggunakan argumen yang begitu meyakinkan dan humor yang tajam sehingga menantang para pembacanya. Anda akan tertarik jika membaca buku ini. Dan pesan moral yang dapat kita petik dalam buku ini bahwa untuk menyelamatkan anak-anak memang dibutuhkan ideologi dan paradigma global yang bergerak dinamis dengan perkembangan teknologi dan komunikasi saat ini.

*Mahasiswa UIN Maliki Malang, Jurusan Teknik Informatika Semester 6, aktif di Lembaga Kajian, Penelitian Dan Pengembangan Mahasiswa (LKP2M)

0 komentar:

Posting Komentar









































































































Space Ads close

Sponsor Ads